Wali Nanggroe Beri Gelar Kehormatan untuk Tgk Ilyas Leube dan Tgk Abdullah Syafi’i

- Advertisement -
Banda Aceh | Acehjurnal.com – Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al Bayar memberikan  gelar kehormatan kepada dua pejuang Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Senin  (6/12/2021) malam.
Mereka adalah almarhum Tgk Abdullah Syafi’i, mantan Panglima GAM dan mantan Perdana Menteri GAM, almarhum Tgk Ilyas Leube. Semasa hidupnya, kedua pentolan GAM ini berada di garis depan Aceh dalam menuntuk kemerdekaan.
Almarhum Tgk Lah, sapaan akrab Tgk Abdullah Syafi’i diberi gelar Perkasa Alam dan diterima oleh adik kandungnya, Fatimah.
Baca : Mengenang 19 Tahun Kepergian Tgk Abdullah Syafiie, Panglima Kharismatik Aceh
Turut hadir Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) pusat, Muzakir Manaf alias Mualem dan Wakil Ketua Kamaruddin Abubakar alias Abu Razak.
Sementara Tgk Ilyas Leube mendapat kehormatan sebagai Syah Alam. Gelar ini diterima langsung oleh anak kandung Allahyarham Tgk Ilyas Leube, Munadi. Semasa hidupnya, almarhum Tgk Ilyas Leube dikenal sebagai sahabat karib sang deklarator GAM, Tgk Muhammad Hasan di Tiro.
Dalam sambutannya, Wali Nanggroe memuji kehebatan kedua mantan pucuk pimpinan GAM tersebut.
“Semasa hidupnya, Tgk Ilyas Leube dan Tgk Abdullah Syafi’i, hebat sekali. Mereka masing-masing telah memberi kontribusi cukup besar untuk Aceh. Bahkan nyawanya sendiri dipertaruhkan untuk perjuangan dan martabat Aceh,” kata Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al-Haytar.
Wali Nanggroe mengatakan, gelar yang dissmatkan kepada dua tokoh penting GAM ini sebagai bentuk apresiasi karena telah banyak berkontribusi terhadap perjuangan Aceh. Diantaranya penegakan dinul Islam, persatuan, keadilan, dan kemakmuran untuk seluruh rakyat Aceh.
Gelar tersebut bisa menjadi pengingat sekaligus penguat kebersamaan masyarakat Aceh dalam melanjutkan perjuangan demi kemakmuran, sebagaimana yang telah dirintis oleh keduanya.
Wali Nanggroe menambahkan, almarhum Tgk Ilyas Leube yang lahir di Takengon, Aceh Tengah itu, tak pernah surut dalam garis perjuangan Aceh. Kiprahnya dimulai sejak dari masa Belanda dan Jepang, DI/TII, dan GAM.
“Beliau ini tokoh kharismatik yang mengabdikan hidupnya dalam tiga era perjuangan. Dalam memori masyarakat Aceh, beliau juga dikenal sebagai alim ulama dan cendikiawan terbaik yang pernah dimiliki Aceh,”  kenang Wali Nanggroe dengan mata berkaca-kaca.
Sementara Tgk Abdullah Syafi’i adalah panglima perang yang dicintai masyarakat Aceh karena sederhana dan bersahaja. Semasa hidupnya, almarhum telah mengabdikan jiwa raga demi perjuangan melawan ketidakadilan yang didera Aceh kala itu.
“Panglima GAM yang akrab disapa Teungku Lah ini, syahid pada 22 Januari 2002 di kawasan hutan Pidie Jaya dalam sebuah pertempuran,” ujar Wali Nanggroe.
Wali Nanggroe berharap, dua sosok tersebut bisa menjadi patron generasi Aceh sekarang dan masa depan. Salah satunya adalah untuk melanjutkan cita-cita mewujudkan kemakmuran bagi seluruh masyarakat Aceh.
“Kedua tokoh ini harus menjadi panutan kita bersama dalam meneruskan cita-cita dan perjuangan mereka. Yakni bersama-sama membangun Aceh menjadi lebih baik, maju dan beradab, ” pungkasnya. []
- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_imgspot_img

HEADLINES

BERITA TERKAIT