HomeEkonomiSensasi Berkemping di Pinggiran Danau Luttawar

Sensasi Berkemping di Pinggiran Danau Luttawar

Takengon | AcehJurnal.com – Dengan pesona alamnya yang indah, kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah ini semakin bersolek. Untuk menarik minat pengunjung, kawasan Dataran Tinggi Gayo ini mulai menawarkan beragam destinasi wisata, mulai dari kuliner maupun budaya untuk disajikan bagi wisatawan. Tak heran, julukan “Negeri di atas Awan” menjadi incaran wisatawan, khususnya liburan akhir pekan. Bahkan, destinasi wisata alam “Tanoh Gayo” ini tak hanya menjadi incaran wisatawan lokal, namun juga mancanegara.

Salah satunya objek wisata Ulung-Ulung Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah. Disini, pengunjung dapat menikmati sensasi menginap di dalam tenda dengan pemandangan langsung ke danau.

Suasana camping di malam hari. Foto : Taufik Ar Rifai

Desauan angin yang bertiup pelan, kadang menyemilir serta kerlap kerlip cahaya lampu dari pusat ibukota Takengon membuat suasana berkemah sangat terkesan. Sehingga pengunjung dapat menikmati ketenangan dan relaksasi yang sejati. Ini adalah momen tepat untuk melepas penat dan stres dari segala aktifitas kerja yang lumayan bikin jenuh.

Selain itu, Danau Lut Tawar juga menjadi sumber mata pencaharian masyarakat. Mulai dari nelayan, pengelola wisata dan juga sumber air bersih yang menjadi urat nadi penghidupan warga kota Takengon. Untuk mengusir dinginnya malam, pengunjung dapat merasakan hangatnya api unggun yang disediakan oleh panitia.

Bila malam hari, pengunjung dapat menikmati hangatnya api unggun untuk melawan hawa dingin. Tradisi ini dikenal “muniru” oleh masyarakat Tanoh Gayo. Foto : Taufik Ar Rifai

Bila pagi hari, pemandangan Danau Lut Tawar juga tak kalah menarik saat matahari terbit. Sejumlah perahu nelayan pencari ikan depik terlihat lalu lalang. Pemandangan tak kalah indahnya saat sinar mentari pagi yang masih dikepung gumpulan kabut. Nuansa oranye dan merah muda ketika matahari mulai muncul di cakrawala. Gemercik air Danau Lut Tawar disertai kicauan burung mengawali momen tenang sebelum hiruk-pikuknya aktivitas. Maka tak heran, momen ini tidak pernah dilewatnya oleh pengunjung untuk menikmati pesona matahari terbit sambil berswafoto bersama.

Bila pagi hari, pengunjung dapat melihat pesona matahari terbit dengan aktivitas nelayan pencari depik. Foto : Taufik Ar Rifai

Edo, salah satu panitia pengelola wisata setempat mengatakan, keindahan alam Tanoh Gayo pantas dipromosikan kepada masyarakat di seluruh penjuru tanah air. Karena selain dikenal kopi Arabica Gayo, Aceh Tengah juga memiliki panorama alam hijau yang tak kalah menariknya.

BACA JUGA : Pencari Depik di Tanoh Gayo

“Dari sinilah kita mulai berbenah dan gencarnya mempromosikan wisata alam Tanoh Gayo. Salah satunya sensasi berkemping di pinggiran Danau Lut Tawar yang saat ini mulai dilirik wisatawan,” ujar Edo kepada AcehJurnal.com pada Selasa (30/08/2023) malam.

Selain berkemping, pihaknya juga menawarkan sejumlah acara lainnya, mulai dari kegiatan outbound, penampilan Tari Saman, Tari Guel, Didong Gayo dan atraksi menarik lainnya. Menurutnya, sensasi berkemping di pinggiran danau ini juga sebagai upaya memperkenalkan seni dan budaya Tanoh Gayo kepada wisatawan.

Aktivitas nelayan pencari depik, sejenis ikan tawar yang hidup di Danau Lut Tawar. Foto : Taufik Ar Rifai

Nah, bagi Anda yang ingin menikmati sensasi berkemah disini, maka disarankan untuk membawa jaket, selimut dan juga pastinya stok logistik yang cukup. Sementara, tarif harga campingnya juga bervariasi. Mulai dari Rp100 ribu per orang hingga Rp400 ribu untuk paket keluarga.

 

***Aceh Aman untuk Investasi dan Berwisata

Aceh menjadi provinsi yang kian berbenah dan bangkit mempromosikan objek wisata unggulannya. Sehingga, provinsi yang terletak di ujung pulau Sumatera ini cukup aman bagi para investor untuk berinvestasi di sektor pariwisata. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal diwakili Kabid Pemasaran Teuku Hendra Faisal.

Teuku Hendra optimis, Aceh semakin hari menjadi incaran wisatawan, baik lokal maupun internasional. Apalagi, keindahan alam, kulinernya yang sangat enak-enak serta masyarakatnya yang ramah.

“Taka da lagi keraguan bagi siapapun yang ingin berkunjung ke Aceh. Apalaginya daerahnya cukup aman, alamnya yang indah, masyarakatnya ramah dan terbuka untuk pengunjung, kaya dengan adat istiadat dan budaya serta kulinernya yang enak dan sangat enak sekali,” ujar Teuku Hendra Faisal.

Kabid Pemasaran Teuku Hendra Faisal. Foto : Taufik Ar Rifai

Dengan kondisi aman, tambahnya, Aceh sudah menjadi andalan wisata Indonesia. Apalagi, sejumlah tempat masih sangat terbuka, baik untuk berskala nasional dan internasional. Hingga saat ini, Pemerintah Aceh juga terus berusaha untuk melakukan peningkatan pelayanan lebih baik kepada pengunjung.Salah satunya dengan strategi mitra komunitas yang dinilai sangat efektif dalam pengembangan wisata Aceh.

Namun hal ini belum didukung dengan infrastruktur yang lengkap. Menurutnya, Aceh saat ini masih kekurangan sarana dan prasarana pendukung sektor pariwisata seperti hotel, dan restoran.

“Sejumlah fasilitas maupun pendukung infrastruktur di bidang pariwisata akan terus kita tingkatkan. Seperti hotel-hotel, restoran dan sarana publik lainnya demi memberikan rasa nyaman dan aman bagi pengunjung. Sehingga, ini akan berdampak positif juga untuk meningkatkan sektor perkonomian masyarakat. Karena dengan hidupnya pariwisata, maka produk UMKM masyarakat juga ikut berjalan,” pungkasnya. (***)

Stay Connected

16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News