Banda Aceh | AcehJurnal.com – Ketua Umum Komite Peralihan Aceh (GAM) Muzakir Manaf mengajak kepada seluruh masyarakat Aceh agar meneladani sosok almarhum Tgk Abdullah Syafii sebagai figur teladan masyarakat Aceh. Pimpinan sayap militer Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ini mengatakan, Allahyarham Tgk Lah, panggilan akrab Tgk Abdullah Syafi’i merupaakan figur pemimpin yang sabar dan ikhlas dalam perjuangan.
https://www.acehjurnal.com/mengenang-18-tahun-kepergian-tgk-abdullah-syafiie-panglima-kharismatik-aceh/
Hal ini disampaikan pria yang akrab disapa Mualem mengenang 19 tahun syahidnya mantan Panglima GAM, Tgk Abdullah Syafii kepada AcehJurnal.com, Jumat, (22/1/2021).
“Beliau adalah sosok panglima bersahaja. Teungku Lah merupakan pemimpin yang sangat sabar dan ikhlas dalam berjuang dan semata-mata hanya untuk kepentingan dan kejayaan Aceh. Jadi syahidnya beliau laksana hilangnya kemudi saat itu,” ujar Mualem.
Mualem mengatakan, keikhlasan dan heroisme almarhum dalam mengangkat harkat dan martabat rakyat Aceh menjadi catatan referensi sejarah perjuangan Aceh, khususnya bagi kombatan GAM. Menurutnya, semangat dan cita-cita perjuangan almarhum Teungku Lah akan dilanjutkan kembali dalam bentuk jalur perjuangan politik.
“Jadi keteladanan dan keikhlasan beliau dalam memimpin perjuangan ini harus menjadi referensi bagi kita agar kembali bersatu,” tambah Mualem.
Sampai hari ini, cita-cita dan hajat almarhum sudah ada, yakni lahirnya perjanjian damai MoU Helsinki dan UUPA. Hanya saja, masyarakat Aceh wajib melanjutkan cita-cita perjuangan almarhum bagaimana merawat dan menjaga perdamaian Aceh yang sangat berharga ini menjadi hakiki sehingga bisa dirasakan generasi masa depan Aceh kelak
Mualem mengisahkan, Tgk Lah semasa hidupnya dikenal sebagai sosok yang agamais dan penuh perhitungan dalam menyelesaikan segala persoalan dengan bijak. Ia mengaku terakhir kali bertemu dengan almarhum Tgk Lah saat pertemuan GAM ban sigom Aceh di Batee Vila Nisam, Aceh Utara tahun 2001.
Saat itu, almarhum Tgk Lah mengajaknya untuk melakukan sidak tanpa sepengatuan para anak buahnya. Tujuannya untuk memantau bagaimana aktivitas dan tingkat kesigapan para pasukannya jika terjadi hal-hal yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka. Ketika itu, almarhum Tgk Lah meminta agar keduanya tidak dikawal anak buahnya sehingga memudahkan misi pemantauan.
Dengan mengendarai sepeda motor RX King, Tgk Lah tiba duluan di rumah Ilyas Pase, mantan Panglima Daerah IV Pase di Nisam. Turut hadir Panglima Wilayah Lingke, Tgk Ilyas Leube dan Fauzan Azima serta sejumlah panglima wilayah GAM lainnya. Selang beberapa menit kemudian, Mualem juga tiba dengan mengendarai sepeda motor Win. Tak lama kemudian, almarhum Ahmad Kandang juga bertandang ke lokasi sambil menyerahkan beberapa pucuk berbagai jenis kepada pasukan GAM Wilayah Linge.
“Suasana pertemuan itu penuh dengan keakraban sambil bercanda ria. Beliau sering menanyakan kondisi kami beserta keluarganya masing-masing. Selama pertemuan itu, beliau terlihat sangat santun dan bersahaja sambil diringi canda tawa. Beliau juga dikenal tegas, jujur, ikhlas, dan sangat disiplin,” ujar Mualem.
Pertemuan selama beberapa hari itu kemudian menjadi pertemuan terakhir antara dirinya dengan almarhum Tgk Lah. Sikap keakraban dan rendah hatinya itu ternyata menjadi penawar rindu dan rasa hormatnya kepada almarhum. Saat kontak tembak antara pasukan TNI dengan almarhum Tgk Lah, Mualem bersama pasukannya berada di wilayah pedalaman Aceh Utara.
“Dua hari sebelum Tgk Lah syahid, tepatnya pada hari Minggu, saya bersama Abu Razak sering berkomunikasi. Bahkan saat kontak tembak terjadi, kami terus memantau informasi hingga Allah menakdirkannya syahid. Beliau adalah pimpinan sejati, ikhlas berjuang dan disegani lawan,” kenang Mualem.[]