SIGLI | ACEHJURNAL.COM – Masyarakat Gampong Pulo Pisang Kecamatan Pidie meminta kepada pemilik cafe-cafe pinggiran jalanan Keuniree Kota Sigli untuk segera membongkarnya. Peringatan itu disampaikan karena keberadaan cafe-cafe kecil di pinggiran jalan tersebut telah mencemarkan nama baik gampong.
Geusyik Gampong Pulo Pisang, Sayuti ketika dihubungi AcehJurnal.com mengatakan, masyarakat setempat sudah lama resah karena keberadaan cafe-cafe kecil di jalan elak Keuniree telah mengganggu ketenteraman warga.
“Berdasarkan kesepakatan bersama, masyarakat meminta agar cafe-cafe itu segera ditertibkan. Karena sudah kian mengganggu ketenteraman dan mencoreng nama baik gampong,” ujar Geusyik Gampong Pulo Pisang Sayuti via telepon seluler, Selasa (24/5/2022).
Sayuti mengatakan, sebelumnya pihak masyarakat pernah memanggil para pemilik cafe tersebut sebanyak tiga untuk membuat kesepakatan dengan perangkat gampong. Dari hasil kesepakatan awal, pemilik cafe itu sepakat untuk menaati segala peraturan sebagaimana ditetapkan. Faktanya, aktifitas mereka semakin meresahkan. Ia mencontohkan, terganggunya arus lalu lintas serta kegiatan muda-mudi yang dianggap telah melanggar Syariat Islam.
“Bahkan tiap kali adzan magrib berkumandang, muda-mudi masih saja nongkrong dengan santai tanpa menghargai aturan-aturan gampong. Bahkan sebelum Ramadhan kemarin, mereka juga pernah kita peringatkan,” ujar Sayuti.
Surat pembongkaran paksa pemilik cafe di jalan Keuniree Sigli oleh masyarakat Gampong Pulo Pisang Kecamatan Pidie Kab. Pidie. Dok for AcehJurnal.com
Menyikapi hal itu, masyarakat meminta waktu selama sepuluh hari kepada pemilik cafe tersebut agar segera membongkar sendiri. Apalagi seruan itu tidak diindahkan, maka masyarakat sendiri yang akan membongkar paksa cafe-cafe tersebut.
Tak hanya itu, masyarakat Pulo Pisang juga sudah menyurati Forkupimda Pidie meminta agar cafe-cafe dadakan di pinggiran jalan Keuniree tersebut segera dibongkar.
“Pihak Forkupimda Pidie sudah kita surati. Diantaranya kepada Wakil Bupati Pidie, MPU, Dandim Pidie, Kapolres Pidie,” pungkasnya. []
