SIGLI | ACEHJURNAL.COM – Pemerintah Aceh diminta lebih fokus pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tgk Chik di Tiro kota Sigli agar tetap fungsional. Pasalnya, minimnya pengalokasian anggaran untuk pembangunan setiap tahunnya dinilai menyebabkan pembangunan RSUD Tgk Chik di Tiro terkesan lamban dan tidak fungsional.
Hal ini disampaikan anggota DPRA Fahlevi Kirani saat meninjau pembangunan dan sekaligus proses pelayanan Tgk Chik di Tiro beberapa hari lalu. Kunjungan ini dalam rangka pelaksaan Pansus LKPJ Gubernur Aceh tahun 2022. Turut hadir anggota DPRA dari Daerah Pemilihan II, yakni Ihsanuddin (PPP), Dalimi (Demokrat), Anwar Husein (Partai Aceh), Dahlan Jamaluddin (Partai Aceh), Khairil Syahrial (Gerindra), Kartini (Gerindra), Wahyu Wahab Usman (PDA), Hj Nurlelawati (Golkar).
“Ini terkesan main-main. Akibatnya sistem pelayanan kepada publik semakin terhambat dan amburadul,” ujar M Rizal Fahlevi Kirani kepada AcehJurnal.com, Senin (27/6/2022).

Politikus Partai Nanggroe Aceh (PNA) ini menjelaskan, amburadulnya pembangunan rumah sakit tersebut disebabkan anggaran yang digelontorkan masih terlalu sedikit dan minim pengawasan. Saat dikunjungi, sejumlah fasilitas-fasilitas di RSUD Tgk Chik di Tiro kota Sigli juga sudah hancur. Diantaranya plafon banyak yang sudah rusak. Padahal, gedung rumah sakit tersebut kini menjadi rujukan bagi warga Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya. Menurutnya, Pemerintah Aceh melalui dinas terkait memiliki Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat Pelaklasana Teknis Kegiatan (PPTK) masing-masing yang bisa memantau langsung proses dan tahapan pembangunan rumah sakit tersebut agar rampung dan fungsional.
“Misalnya untuk tahun ini, anggaran yang dialokasikan butuh sekitar Rp10 Miliar. Silahkan saja dialokasikan. Jangan tanggung-tanggung. Ini menyangkut tanggungjawab kita kepada masyarakat. Bek cilet-cilet!,” ujar Fahlevi Kirani dengan tegas.
Oleh karena itu, Fahlevi berharap agar Pemerintah Aceh agar lebih fokus agar pembangunan RSUD Tgk Chik di Tiro kota Sigli tetap optimal. Begitu juga soal kebutuhan alat-alat medis yang cukup sehingga pelayanan terhadap masyarakat semakin optimal.
“Apalagi Otsus kita kedepan semakin mengecil, yakni tinggal 1 persen. Jangan sampai Otsus habis tapi semua fasilitas publik, khususnya sektor pendidikan dan kesehatan masih terpuruk,” pungkasnya. []