Chaowalit Lari Melalui Laut Dari Satun Ke Aceh, Dibantu Jaringan Narkoba Setempat

- Advertisement -
- Advertisement -

ACEHJURNAL.COM – Dalam sebuah operasi penegakan hukum yang melibatkan kolaborasi internasional, Chaowalit Thongduang, yang dikenal dengan nama ‘Pang Na Nod,’ akhirnya tertangkap setelah 222 hari dalam pelarian. Penangkapannya mengungkapkan detail dramatis tentang perjalanannya dari Thailand ke Indonesia dan bantuan yang diterimanya dari jaringan narkoba di Aceh.

Menurut media THAI (CH3Plus), Chaowalit Thongduang melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan Nakhon Si Thammarat dan Rumah Sakit Maharaj Nakhon Si Thammarat pada 22 Oktober 2023, berhasil menghindari pengejaran selama lebih dari tujuh bulan. Pada 30 Mei 2024, dia akhirnya ditangkap di Pulau Bali, Indonesia. Penangkapan ini menandai akhir dari pelarian yang melibatkan perjalanan berbahaya dengan bot dari Satun ke Aceh, Indonesia.

Setelah melarikan diri dari rumah sakit, Chaowalit berhasil mencapai wilayah pegunungan Buntad. Pada 8 November 2023, setelah menghadapi bentrokan di daerah tersebut, dia melarikan diri menggunakan bot dari Provinsi Satun, Thailand, menuju Aceh, Indonesia. Perjalanan laut ini dilakukan di tengah ancaman dan risiko besar, menunjukkan betapa putus asanya upaya pelariannya.

Di Aceh, Chaowalit mendapatkan bantuan signifikan dari jaringan narkoba lokal. Bantuan tersebut tidak hanya mencakup penyediaan tempat tinggal, tetapi juga pemalsuan dokumen penting seperti kartu tanda penduduk, surat rumah, dan identitas lain yang diperlukan untuk bersembunyi dan menjalankan aktivitas sehari-hari. Jaringan ini juga membantu membuka rekening bank atas nama palsu untuk memudahkan pergerakannya di wilayah tersebut.

Setelah menetap di Aceh, Chaowalit berpindah ke Medan dan tinggal di kondominium mewah di pusat kota. Keberadaannya di Medan akhirnya terlacak oleh tim investigasi dari Markas Besar Kepolisian Region 9 Thailand, yang bekerja sama dengan kepolisian Indonesia. Tim investigasi ini dipimpin oleh Wakil Kepala Polisi Region 9, Kolonel Polisi Somphong Suwanwong, yang berhasil mengidentifikasi lokasi pasti Chaowalit di Medan, membawa kepada penangkapannya di Bali.

Dalam pertemuan pertamanya dengan Kolonel Polisi Tawee Sodsong, Menteri Kehakiman Thailand, Chaowalit mengakui kesalahannya dan memuji kemampuan polisi Thailand serta Indonesia dalam menangkapnya. Dia juga menyangkal keterlibatannya dengan narkotika, meskipun bukti menunjukkan bahwa dia menerima bantuan dari jaringan narkoba untuk melarikan diri dan bertahan hidup di Aceh.

Kasus ini menyoroti tantangan besar dalam menangani pelarian lintas negara dan peran penting kolaborasi internasional dalam menangkap buronan. Selain itu, kasus ini juga mengungkapkan bagaimana jaringan kriminal dapat memberikan dukungan yang signifikan kepada pelarian, memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dan menghindari penangkapan dalam waktu yang lama.

Penangkapan Chaowalit tidak hanya mengakhiri pelarian panjangnya tetapi juga membuka tabir jaringan kriminal yang kompleks dan lintas batas. Upaya gigih dari aparat penegak hukum Thailand dan Indonesia ini menjadi bukti kuat bahwa kolaborasi dan ketekunan dalam penegakan hukum dapat mengatasi tantangan paling sulit sekalipun.

- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_imgspot_img

HEADLINES

BERITA TERKAIT