114 Imigran Rohingya Terdampar di Bireuen Akan Dikarantina di BLK Lhokseumawe

BIREUEN | ACEHJURNAL.COM – Kapal boat kayu yang membawa 114 Imigran Rohingya terdampar di pantai Alue Buya Pasie Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen, Minggu (6/3). Rombongan manusia perahu ini terdiri dari 58 laki-laki, 21 perempuan dan 35 anak-anak.
Para pencari suaka politik ini diamankan oleh petugas gabungan yang terdiri dari TNI AL Peudada, Koramil 07 Jangka dan Polres Bireuen. Mereka sedang dilakukan pendataan untuk penanganan lebih lanjut.
Kapolres Bireuen AKBP Mike Hardy Wirapraja mengatakan, besar kemungkinan masih ada Imigran Rohingya yang terdampar di perairan Aceh yang belum diketahui keberadaannya. Ia menyarankan Pemkab Bireuen segera berkoordinasi dengan Dirjen Imigrasi untuk langkah-langkah penanganan lebih lanjut.
“Kiranya Pemkab Bireuen meminta petunjuk dari Dirjen Imigrasi. Kemudian untuk langkah awal mendirikan tenda penampungan, MCK, dan menyalurkan logistik serta sembako, mengingat para Imigran tersebut kekurangan makanan saat di dalam kapal,” ujar Kapolres Bireuen AKBP Mike Hardy Wirapraja.
Berdasarkan hasil koordinasi Pemkab Bireuen dengan Pemko Lhokseumawe, imigran Rohinga rencanaya akan dikarantinakan di penampuangan shelter BLK Gampong Meunasah Mee Kandang Kecamatan Muara Dua kota Lhokseumawe.
Namun sebelumnya, Walikota Lhokseumawe Suaidi Yahya menyarankan agar seluruh imigran Rohingya harus sudah divaksin dan rapid antigen.
Hal senada juga disampaikan Kapolres Lhokseumawe, AKBP Eko Hartanto. Dirinya membenarkan bahwa Pemkot Lhokseumawe bersedia menampung Imigran Rohingya dan akan dikarantina di BLK dengan syarat sudah vaksin dan rapid antigen.
Saat ini, kata Eko, seluruh Imigran Rohingya masih menjalani tes rapid antigen dan melakukan vaksinasi dipenampungan sementara di Meunasah Alue Buya Pasie, Kecamatan Jangka, Bireuen.
“Mereka masih vaksin dan tes rapid antigen. Kalau sudah selesai, berita acaranya beserta para Imigran Rohingnya akan digeser ke BLK Lhokseumawe,” ujar Kapolres Lhokseumawe AKBP Eko Hartanto.
Menurut pengakuan imigran Rohingya, mereka telah berlayar selama 25 hari sebelum terdampar di Aceh. Saat ditemukan terdampar, pengungsi asal Myanmar ini dalam kondisi lemah dan lapar.
Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Winardy menuturkan, para Imigran Rohingya berangkat dari Myanmar dan berada di laut selama 25 hari tanpa makanan yang cukup. Setelah terdampar di Bireuen, 114 Imigran Rohingya tersebut diperiksa, sebelum dibawa ke penampungan sementara di Meunasah Alue Buya Pasie, Kecamatan Jangka, Bireuen.
Dari pemeriksaan tersebut, didapati 74 orang merupakan pemegang kartu UNHCR. Selain itu, didapati juga 30 orang sudah memiliki kartu vaksin.
“Di antara mereka ada yang sudah vaksin. Sebagian juga memegang kartu United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Artinya ada di antara mereka yang sudah pernah mendapat perlindungan serta bantuan berupa pemenuhan kebutuhan dasar bagi pencari suaka dan pengungsi yang diberikan organisasi internasional,” kata Kombes Pol Winardy. []

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_imgspot_img

HEADLINES

BERITA TERKAIT