BANDA ACEH | ACEHJURNAL.COM – Ketua DPRA, Dahlan Jamaluddin menggelar pertemuan dengan Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Kurt Kunz, Kamis (6/2).
Pertemuan tertutup yang dilaksankan di ruang kerjanya itu membahas berbagai soal dan kekinian Aceh. Salah satunya adalah soal perdamaian Aceh dan sekaligus keberlanjutan pembangunan pasca rehabilitasi dan rekonstruksi usai bencana gempa dan tsunami.
Dalam pertemuan itu, turut didampingi sejumlah anggota DPRA lainnya, yakni Bardan Sahidi, Tarmizi Panyang, Azhar Abdurrahman dan Reza Fahlevi Kirani. Ketika dikonformasi TEMPIAS.ID, politisi Partai Aceh ini mengatakan, pertemuan itu membicarakan banyak hal, salah satunya adalah kerjasama bidang pendidikan dan membicarakan soal perdamaian Aceh.
“Dalam pertemuan kemarin, atas nama Ketua DPRA mengucapkan terima kasih tak bertepi kepada masyarakat Swiss yang terus peduli Aceh. Baik mulai dari konflik Aceh dan juga pasca musibah tsunami, hingga berlanjut pada perdamaian MoU Helsinki,” kata Ketua DPRA, Dahlan Jamaluddin kepada ACEHJURNAL.COM, Jumat (7/2).
Dahlan menambahkan, warga Aceh tentu saja tidak melupakan jasa negara Swiss terhadap Aceh. Pasalnya, masyarakat Aceh sangat akrab dengan kota Jenewa, tempat organisasi HAM dunia berkantor tatkala Aceh diamuk konflik. Dalam pertemuan itu, ia juga meminta agar Swiss terus membantu Aceh.
“Dalam bidang ekonomi, para pengusaha Swiss bisa berinvestasi di Aceh. Kampus-kampus terbaik di Swiss bisa menampung anak-anak muda Aceh untuk mendapatkan ilmu kesana,” kata Dahlan Jamaluddin.
Sebagai negara yang sistem demokrasinya lebih maju, kata Dahlan lagi, dirinya berharap agar Swiss terus memantau dan membantu menjaga demokrasi dan perdamaian di Aceh bisa terus berlanjut.
Dahlan menambahkan, secara khusus dirinya juga meminta Pemerintah Swis untuk memberikan perhatian, baik dalam konteks merawat perdamaian dan investasi perdagangan.
“Mereka juga berharap perdamaian ini terus berlanjut dan mereka consern untuk memberikan perhatian dan dukungan kepada Aceh agar proses reintegrasi dan perdamaian bisa terus bertahan. Secara khusus kepada KKR Aceh saat ini sedang melakukan sejumlah kesaksian korban pelanggaran HAM,” tutup Dahlan Jamaluddin. [ADV]